Kamis, 20 Februari 2014

.PEMIMPIN DAN PEJABAT MUSLIM PERLU MENELADANI KESEDERHANAAN HIDUP NABI MUHAMMAD SAW

PEMIMPIN DAN PEJABAT MUSLIM PERLU MENELADANI 
KESEDERHANAAN HIDUP NABI MUHAMMAD SAW 

>Nabi muhammad Saw selain sebagai Nabi dan Rasul, juga sebagai pemimpin/presiden.
>Tapi beliau hidup secara sederhana, bersahaja walau beliau sebenarnya bisa hidup mewah berlimpah ruah dan sewenang-wenang otoriter kalau beliau mau.
>Bukti kesederhanaan beliau adalah :
v Abdullah bin Mas'ud RA mengungkapkan bahwa Nabi Saw tidur di atas tikar kasar sehingga berbekas di pinggangnya.Abdullah bin Mas'ud menawarkan kepada beliau untuk mengganti dengan tikar yang lunak/empuk,tapi Nabi Saw menolaknya. (HR.Tirmidzy Kitab RS.I/414)
v.'Aisyah RA menceritakan bahwa Nabi Saw ketika meninggal dunia, beliau memakai kain dan sarung yang tebal/kasar. (HR.Bukhary Muslim)
v.Anas RA berkata makan di atas meja, makan roti berkuwah sampai wafat. (HR.Bukhary)
v.Annu'man bin Basyir RA berkata bahwa dia telah melihat Nabi Saw dalam keadaan kelaparan dan tidak memiliki kurma sama sekali untuk bisa dimakan walau kurma-kurma yang buruk sekalipun. (HR.Muslim) RS.I/419.
v.'Aisyah RA berkata bahwa Nabi Saw belum pernah kenyang roti tepung syair sampai 2 hari berturut-turut hingga beliau wafat.(HR.Bukhary Muslim)

Coba bandingkan dengan kita, pejabat kita yang hidup mewah , berboros-boros tanpa melihat kondisi rakyat yang sengsara dan kelaparan.Semoga pejabat-pejabat tinggi negara dan orang-orang kaya memiliki kepekaan sosial yang tinggi, tidak berfoya-foya di atas kemiskinan dan kelaparan dari rakyatnya.Dan semoga uang negara tidak dihambur-hamburkan dengan alasan studi banding , rekreasi ke luar negeri dan mumpung jadi pejabat.

>Nabi muhammad Saw selain sebagai Nabi dan Rasul, juga sebagai pemimpin/presiden.
>Tapi beliau hidup secara sederhana, bersahaja walau beliau sebenarnya bisa hidup mewah berlimpah ruah dan sewenang-wenang otoriter kalau beliau mau.
>Bukti kesederhanaan beliau adalah :
v Abdullah bin Mas'ud RA mengungkapkan bahwa Nabi Saw tidur di atas tikar kasar sehingga berbekas di pinggangnya.Abdullah bin Mas'ud menawarkan kepada beliau untuk mengganti dengan tikar yang lunak/empuk,tapi Nabi Saw menolaknya. (HR.Tirmidzy Kitab RS.I/414)
v.'Aisyah RA menceritakan bahwa Nabi Saw ketika meninggal dunia, beliau memakai kain dan sarung yang tebal/kasar. (HR.Bukhary Muslim)
v.Anas RA berkata makan di atas meja, makan roti berkuwah sampai wafat. (HR.Bukhary)
v.Annu'man bin Basyir RA berkata bahwa dia telah melihat Nabi Saw dalam keadaan kelaparan dan tidak memiliki kurma sama sekali untuk bisa dimakan walau kurma-kurma yang buruk sekalipun. (HR.Muslim) RS.I/419.
v.'Aisyah RA berkata bahwa Nabi Saw belum pernah kenyang roti tepung syair sampai 2 hari berturut-turut hingga beliau wafat.(HR.Bukhary Muslim)

Coba bandingkan dengan kita, pejabat kita yang hidup mewah , berboros-boros tanpa melihat kondisi rakyat yang sengsara dan kelaparan.Semoga pejabat-pejabat tinggi negara dan orang-orang kaya memiliki kepekaan sosial yang tinggi, tidak berfoya-foya di atas kemiskinan dan kelaparan dari rakyatnya.Dan semoga uang negara tidak dihambur-hamburkan dengan alasan studi banding , rekreasi ke luar negeri dan mumpung jadi pejabat.

Rabu, 19 Februari 2014

Keutamaan Ibadah Umroh

KEUTAMAAN IBADAH UMROH

Diposkan oleh kopla ch on Kamis, 17 Januari 2013

Keutamaan Umroh          

Banyak hikmah yang dapat dipetik setelah melaksanakanumroh jika dilaksanakan dengann baik dan benar. Di dunia, akan hidup lebih religius, lebih peduli kepada sesame dan dermawan. Rejeki yang diberikan Allah Swt padanya akan dimanfaatkan dengan baik dan digunakan untuk kepentingan sosial yang terarah dengan baik dan benar. Di akhirat, dia akan mendapat ganjaran surga dari Allah SWT.
Diantara hikmah yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Merupakan rihlah muqaddasah (perjalanan suci) sehingga seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam umroh merupakan ibadah yang akan mendapat pahala dan ridho Allah SWT.
b. Sebagai syi'ar untuk menyucikan dan membesarkan nama Allah seperti yang tercantum dalam kalimat talbiyyah.
c. Sebagai sarana agar manusia lebih mengintrospeksi dirinya sendiri.
d. Mencitrakan diri sebagai hamba Allah SWT yang patuh dan taat pada segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.
Terdapat juga hikmah-hikmah yang lain, sebagai berikut:
a. Hikmah pakaian ihram: lebih menonjolkan kesederhanaan diri, kesucian hati dan jiwa (dimana warna putih sangat dianjurkan), rendah hati, dan tidak ada unsur sombong serta berlebihan.
b. Hikmah thawaf: dalam thawaf kegiatan berputar yang melambangkan perputaran alam semesta, juga jumlah putaran sebanyak 'tujuh' yang melambangkan bilangan 7 hari, 7 lapis langit dan bumi, dan 7 lapis surga dan neraka. Ka'bah sebagai pusat thawaf adalah miniatur bangunan suci Baitul Maqdis yang ada di atas langit dengan dikelilingi puluhan ribu malaikat (sebagian riwayat menyebutkan 70.000 malaikat) yang berthawaf setiap harinya.
c. Hikmah wuquf di Arafah: perenungan diri atas segala amal perbuatan manusia, miniatur digiringnya manusia di padang mahsyar dengan amalan yang dilakukan ketika di dunia, keinsyafan sebagai hamba Allah yang penuh dosa       hingga harus dibersihkan, dan sebagai simbol pembebasan manusia.
d. Hikmah sa'i: lambang kasih sayang seorang ibu pada anaknya. Jama'ah haji diingatkan perjuangan Siti Hajar (istri nabi Ibrahim as) ketika mencari air dengan berlari antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali.
e. Melempar jamrah: simbol penentangan manusia terhadap setan. Melempar jamrah (kerikil) adalah simbol yang di dalamnya mengingatkan manusia untuk melempar (nafsu setan) sejauh-jauhnya dari jiwa mereka.

Dalam hati setiap Muslim yang taat sudah dapat di pastikan merindukan tanah Haram. Baik Makkah maupun Madinah, kerinduan ini muncul dari ruhiyah atau hubungan yang kuat antara pribadi seorang muslim dengan Sang Pencipta. Hubungan tanpa hijap (tirai) ini merupakan sebuah proses yang dilakukan secara berkala dan istiqomah.
Aktifitas untuk menjaga intensitas hubungan antara manusia dan sang Pencipta saat di tanah Haram sendiri, adalah aktifitas Haji dan Umrah. Haji dan umrah biasa dilakukan umat Muslim seluruh dunia. Berbeda dengan ibadah Haji yang dilakukan selama 1 tahun sekali pada bulan dzulhijah, Ibadah Umrah dapat dilaksanakan setiap saat,
Dan berikut saya paparkan keutamaan-keutamaan Ibadah Umrah :

1. Umroh adalah Jihad.
Aisyah berkata :
artinya :"Wahai Rasulllah, apakah benar seorang perempuan juga wajib melaksanakan Jihad?" beliau SAW menjawab, "ia dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan Ibadah Haji dan Umrah" (HR. Ibnu Majah no. 2901, hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
2. Menghapus dosa diantara dua umroh
          Dari Abu Hurairah, ia berkata, Bahwa Rasulallah SAW bersabda :
“Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)

3. Umrah menghilangkan kefakiran dan menghapus dosa.
Dari Abdullah, Rasulallah SAW bersabda :
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)

Ibadah haji maupun umrah telah di contohkan oleh Rasulullah SAW, dan menjadi rangkaian ibadah pelengkap dan penyempurna ke Islaman seseorang. oleh karna itu ibadah Haji dan Umrah merupakan ibadah yang istimewa bagi umat islam.

Semoga Allah dapat mempermudah kita semua dalam menjalankan ibadah haji dan Umroh. Amin.

Untuk berita lebih lanjut silahkan klik disini!
#Simak Juga yuk Informasi, lihat  tentang security bank Mandiri yang mempunyai julukan "Bank Mandiri Bank Terbaik Di Indonesia"  

4 AMALAN YANG SETARA HAJI DAN UMROH


Allah Maha Pemurah, diantara refleksi sifat Maha Pemurah Allah, Allah mensyariatkan  amal-amal yang ringan dikerjakan namun pahalanya (balasan kebaikannya) berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan amal-amal ini, kita sebagai umat manusia yang ditakdirkan Allah memiliki usia yang pendek, rata-rata antara 60-70 tahun bisa mengoptimalkan usia kita untuk mendapatkan balasan kebaikan dari Allah yang berlipat ganda. Diantara amal-amal ringan tapi berpahala besar adalah amal-amal yang pahalanya setara dengan pahala ibadah haji dan umrah. Amalan-amalan tersebut diantaranya:

1. KELUAR DARI RUMAH MENUJU SHALAT FARDHU DI MASJID DALAM KONDISI SUDAH BERSUCI.
Dari ABu Umamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu, pahalanya seperti pahala haji orang berihram." (Shahih: Shahih Abu Dawud, no 558)

2. SHALAT BERJAMA'AH DI MASJID KEMUDIAN DUDUK BERDZIKIR SAMPAI TERBIT MATAHARI LALU SHALAT 2 RAKA'AT

مَنْ صَلَّىالْغَدَا ةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِحَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ    
Dari Anas bin Malik, Rasulullah s.a.w bersabda, " Barangsiapa Shalat Subuh berjamaah lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari kemudian shalat 2 raka'at, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna." (Hasan: Shahih At-Tirmidzi, no. 480, 586; Shahih At-Targhib wa AT-Tarhib, no. 464; Ash-Shahihah, no. 3403)(Dishahihkan oleh Al-Albani). Dalam hadits lain, dari Abu Umamah dan 'Utbah bin 'Abd, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa shalat Subuh dalam sebuah masjid secara berjama'ah lalu tinggal di dalamnya hingga ia Shalat Dhuha, maka ia mendapatkan pahala seperti pahalanya orang haji dan umrah yang sempurna haji dan umrahnya." (Hasan li ghairihi: Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 469).
Dalam hadits-hadits diatas, Rasulullah menyebutkan dzikir secara umum. Masuk dalam dzikir adalah ta'lim/kajian Islam. Selain lebih banyak faedahnya karena mempelajari ilmu syar'i, juga karena lebih meringankan jiwa yang terkadang malas berdzikir sendiri dalam waktu yang cukup lama.

3. MEMPELAJARI ATAU MENGAJARKAN KEBAIKAN DI MASJID
Dari Abu Umamah, Nabi saw bersabda," Barangsiapa pergi ke masjid, dia tidak menginginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya pahala seperti pahala orang haji sempurna hajinya.". Dalam riwayat lain dengan redaksi, "Barangsiapa berangkat di pagi hari menuju masjid, ia tidak menginginkan kecuali untuk mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya pahala orang yang melaksanakan umrah dengan umrah yang sempurna. Dan barangsiapa berangkat sore hari menuju masjid, ia tidak menginginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka ia mendapatkan pahala orang yang naik haji dengan haji yang sempurna."(Hasan Shahih: Shahih At-Targhib wa AT-Tarhib no 82).
Perlu diketahui, pahala ini bisa didapat dengan syarat, pelaku sebelum masuk ke dalam masjid, di perjalanan menuju masjid, atau masih dirumah, haruslah berniat untuk mempelajari atau mengajarkan kebaikan. Nabi dalam hadits diatas tidak menetapkan durasi waktu tertentu.

4. MELAKSANAKAN SHALAT FARDHU BERJAMA'AH DAN SHALAT DHUHA DI MASJID
Dari Abu Umamah, Rasulullah s.a.w bersabda," Barangsiapa berjalan menuju berjama'ah sholat wajib, maka dia seperti berhaji. Dan barang siapa berjalan menuju shalat tathawwu'(sunnah) maka dia seperti berumrah yang nafilah (istilah lain sunnah)." (Hasan: Shahih Al-Jami' no. 6556), dalam hadits yang lainnya, Rasulullah bersabda," Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan sudah bersuci untuk shalat fardhu maka pahalanya seperti pahala orang haji yang berihram, Dan barangsiapa keluar shalat Dhuha dia tidak bermaksud kecuali itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumrah. Dan shalat sesudah shalat yang tidak ada perbuatan sia-sia di antara keduanya diyulis di kitab 'Illiyyin."( Shahih: Shahih Sunan Abu Dawud, no. 522;Shahih Al-Jami' no. 6228)

Itulah beberapa amalan yang pahalanya setara dengan pahala orang yang sedang berhaji dan berumrah. Perlu diingat, amal-amal ini tidak bisa menggugurkan kewajiban berhaji dan berumrah. Orang-orang yang telah mengerjakan amal-amal ini tetap wajib melaksanakan ibadah haji dan umrah. Al-Munawi dalam Al-Faidh Al-Qadiir jilid 6 hal. 228, "makna mendapat pahala haji atau mendapat pahala seperti pahala haji, tetapi tidak harus sama persis." Maka, amal-amal yang berpahala seperti/setara pahala haji dan umrah itu tidak menghapus kewajiban haji dan umrah.

Seandainya amal-amal itu bisa mengganti kewajiban haji dan umrah atas setiap muslim, maka tidak akan ada orang yang melaksanakan haji dan umrah sejak zaman Nabi Muhammad. Nabi Muhammad yang mensosialisasikan amal-amal tersebut saja tetap melakukan haji dan umrah, demikian juga para pengikut beliau yang setia. Maka sebuah bid'ah dan kesesatan jika seseorang yang tidak berhaji dan berumrah dengan alasan telah beramal dengan amal-amal berpahala seperti pahala dan haji.


DIKUTIP DARI oxyprimasetiya.blogspot.com/2012/02/4-amalan-yang-setara-haji-dan-umrah.html 


Senin, 17 Februari 2014

BERSIH/SUCI HATI

>Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya (hatinya) dan sungguh rugi/celaka orang yang mengotori jiwanya (hatinya)
(Surat Asy Syams (91) ayat 9-10)
>Bersih hati dari dosa syirik, kufur, nifaq, zina/free sex, pornografi, judi, miras narkoba,korupsi,anti ibadah, dll
>Cara membersihkan hati :
a.Rajin beramal shalih/beribadah/berdzikir
b.Rajin menjauhi dosa maksiat
c.Bertobat dan beristighfar

Rabu, 12 Februari 2014

TEMAN SEJATI

A FRIEND IN NEED IS A FRIEND INDEED

( Teman sejati kita adalah teman yang mau menolong kita ketika kita butuh pertolongan )

>Ketika kita punya segala-galanya , banyak teman yang datang , banyak pula yang mendaftar ingin jadi teman, tetapi ketika kita tidak punya apa-apa lagi, mereka lari dari kita , bahkan tidak lagi peduli terhadap kita.Inilah tipe teman yang tidak sejati, teman yang tidak tulus.
Teman yang tulus ini akan mendapatkan perlindungan istimewa dari Allah di Hari Kiamat nanti.(Peringkat ke 4 dari 7 peringkat )
Nabi Saw bersabda :
"Dua orang yang saling berkasih sayang karena Allah (mencari ridlo Allah), baik waktu berkumpul maupun berpisah.
( HR.Bukhary Muslim Kitab RS.I/532 )

>Teman sejati adalah teman yang tulus , teman yang selalu ada dengan kita , baik ketika kita bahagia maupun sengsara.

Selasa, 11 Februari 2014

INI NAMANYA ANGAN-ANGAN

INI NAMANYA ANGAN-ANGAN
YANG SULIT DICAPAI

>Ingin pandai tapi malas belajar.
>Ingin kaya tapi tidak mau bekerja.
>Ingin masuk sorga tapi tidak mau aktif ibadah.
>Ingin tidak masuk neraka,tapi dosa maksiat digelutinya.
>Ingin sukses tapi tidak mau berusaha keras.
>Ingin kawin tapi milih-milih,semuanya tidak cocok.
>Ingin kenyang tidak mau makan.
>Ingin dicintai Allah dan Rasul-Nya tapi tidak mau taat dan mencintai.
>Ingin selamat tapi senang kebut-kebutan.

Minggu, 09 Februari 2014

AKHLAQ DAN KEBIASAAN NABI SAW

Sahih Tirmidzi



[[ Biografi ]]


[[ Bab Keperibadian Nabi Muhammad saw ]] 
Dinukil dari Kitab Syamail Muhammad S.A.W - Imam Al-Tirmidzi

Fizikal Rasulullah saw
1. Rasulullah saw memiliki perawakan yang sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Tubuh beliau menarik. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim dan Ahmad)

2. Dari Anas ibnu Malik r.a : Rasulullah saw memiliki perawakan yang sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Tubuh beliau menarik. Rambut beliau tidak terlalu kerinting dan tidak pula lurus tergerai. Warna kulit beliau berwarna coklat. Ketika berjalan, tubuh beliau saw tegap. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim dan Ahmad)

3. Al-Bara' ibnu Azib r.a : Saya belum pernah melihat seseorang yang hujung rambutnya menyentuh bahagian bawah telinganya serta mengenakan baju berwarna merah yang lebih gagah daripada Rasulullah saw. Rambut beliau saw separas bahu, tubuh di antara kedua bahunya lebar, dan postur beliau saw sederhana (tidak pendek dan tidak tinggi)."

Tanda Kenabian Rasulullah saw
4. Dari Jabir bin Samurah r.a : Saya melihat tanda kenabian di antara kedua bahu Rasulullah saw; iaitu daging berwarna merah sebesar telur burung merpati. (Riwayat Tirmidzi, Muslim dan Ahmad)

Rambut Rasulullah saw
5. Dari Anas ibnu Malik r.a : Panjang rambut Rasulullah saw sampai setengah telinga beliau saw. (Riwayat Tirmidzi, Muslim, Abu Dawud, Nasa'i dan Ahmad)

6. Abdullah ibnu Mughaffal : Rasulullah saw melarang kami untuk merapikan rambut dengan berlebihan, kecuali hanya sesekali. (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ahmad)

7. Dari Ibnu Abbas r.a : Abu Bakar r.a berkata kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah saw, anda telah beruban." Rasulullah saw bersabda, "Yang membuatku beruban adalah Surah Hud, Al-Waqiah, Al-Mursalat,An-Naba' dan At Takwir." (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Sa'd dan Hakim)

8. Dari Qatadah : Saya bertanya kepada Anas bin Malik r.a, "Apakah Rasulullah saw mewarnai rambutnya? Beliau menjawab, "Rasulullah saw tidak pernah melakukannya, meski pada kedua pelipisnya terdapat uban. Tetapi Abu Bakar r.a pernah mewarnai rambutnya dengan inai dan al-katm." (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Nasa'i, Ahmad dan Abu Dawud)

9. Dari Jabir bin Samurah : Jika Rasulullah saw memakai minyak rambut, uban beliau tidak terlihat. Tapi, ketika beliau sedang tidak memakai minyak rambut, nampaklah uban beliau. (Riwayat Tirmidzi, Muslim, Nasa'i dan Ahmad)

10. Utsman bin Mauhab : Abu Hurairah r.a pernah ditanya "Apakah Rasulullah saw mewarnai rambutnya?" Abu Hurairah r.a, mengiyakannya. (Riwayat Tirmidzi)

Bercelak
11. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah saw memiliki sebuah bekas celak yang beliau saw gunakan untuk bercelak setiap malam, sebanyak tiga kali di sini (mata kanan) dan sebanyak tiga kali di sini (mata kiri). (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Hakim)

12. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah saw bersabda, "Alat celak yang paling baik bagi kalian adalah batu celak (al-itsmid) kerana hal itu dapat memperjelas penglihatan dan menumbuhkan bulu (mata)." (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Nasa'i dan Ahmad)

Sandal/Selipar/Kasut
13. Dari Abu Hurairah r.a : Salah seorang dari kalian tidak boleh berjalan dengan menggunakan satu sandal (bukan sepasang). Hendaklah ia menggunakan atau melepaskan keduanya. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik dan Ibnu Majah)

14. Dari Abu Hurairah r.a : Apabila salah seorang dari kalian menggunakan sandal, hendaklah ia memulai dari kaki kanan, dan ketika ia melepaskannya, hendaklah ia memulai dari kaki kiri. Jadikan kaki kanan sebagai kaki pertama ketika menggunakan sandal dan kaki terakhir ketika melepaskannya. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Abu Dawud, Ahmad dan Humaidi)

Cincin
15. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw membuat cincin dari perak. Beliau saw memfungsikan cincin itu sebagai stempel (cop), bukan untuk digunakan. (Riwayat Tirmidzi dan Ahmad)

16. Dari Anas bin Malik : Ketika Rasulullah saw hendak mengirim surat kepada Raja Persia, Raja Romawi dan Raja Najasyi, beliau saw mendapatkan maklumat bahawa mereka tidak akan menerima surat yang tidak berstempel. Maka Rasulullah saw membuat cincin yang lingkarannya terbuat dari perak dan bertuliskan 'Muhammad Rasul Allah'. (Riwayat Tirmidzi dan Muslim)

17. Dari Ali bin Abi Thalib : Rasulullah saw mengenakan cincin di jari tangan kanan beliau saw. (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Hibban)

Serban
18. Amr bin harits r.a : Sungguh, Rasulullah saw pernah berkhutbah di hadapan orang-orang dengan menggunakan serban hitam di kepala beliau. (Riwayat Tirmidzi, Muslim, Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad)

19. Ibnu Umar r.a : Ketika Rasulullah saw mengenakan serban, beliau saw menjulurkan serban itu di antara kedua bahu beliau. (Riwayat Tirmidzi dan Abu Syaikh)

Pakaian
20. Dari Abu Burdah : Aisyah r.anha menunjukkan sehelai pakaian yang kasar dan sebuah sarung yang tebal kepada kami, kemudian ia berkata, "Rasulullah saw wafat ketika mengenakan pakaian ini. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad dan Abu Syaikh)

Cara Berjalan
21. Dari Ali bin Abi Thalib : Apabila Rasulullah saw berjalan, tubuh beliau tegap, seperti sedang menuruni tanah yang landai. (Riwayat Tirmidzi dan Hakim)
 
Makanan
22. Dari Umar bin Khathab r.a : Rasulullah saw bersabda, "Makanlah minyak zaitun dan manfaatkanlah sebagai minyak. Sungguh, minyak zaitun berasal dari tumbuhan yang diberkati." (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim)

23. Dari Aisyah r.anha : Rasulullah saw menyukai manis-manisan dan madu. (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim Abu Dawud dan Ibnu Majah)

24. Dari Abdullah bin Harits r.a : Kami memakan daging bakar bersama Rasulullah saw di dalam masjid. (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

25. Dari Aisyah r.anha : Minuman yang paling disukai oleh Rasulullah saw adalah minuman yang manis dan dingin. (Riwayat Tirmidzi, Ahmad, Hakim dan Abu Syaikh)

Cara minum
26. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah pernah meminum air zam-zam dengan berdiri (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad)

27. Dari Abdullah ibnu Amr ibnu Ash r.a : Saya terkadang melihat Rasulullah saw minum dalam keadaan berdiri dan kadangkala dalam keadaan duduk. (Riwayat Tirmidzi dan Ahmad)

28. Dari Barra' ibnu Zaid ibnu Ibnati Anas ibnu Malik : Suatu ketika Rasulullah saw bertamu ke rumah Ummu Sulaim. Di sana ada qirbah (bekas air daripada kulit) yang sedang digantung. Beliau saw minum dari mulut qirbah itu dalam keadaan berdiri, kemudian Ummu Sulaim mengambil dan melepaskan qirbah itu (dari gantungan). (Riwayat Tirmidzi, Ahmad dan Darami)

Wangian
29. Dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, "Ada tiga pemberian yang tidak boleh ditolak, iaitu bantal, minyak wangi dan susu." ((Riwayat Tirmidzi, Abu Syaikh dan Baghawi) - Hadis Hasan

30. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, "Wewangian bagi lelaki adalah wangian yang keras, aromanya (bau) keras dan warnanya tidak nampak. Sedangkan wangian bagi perempuan adalah wangian yang warnanya nampak dan aromanya tidak menyengat (hidung)." (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ahmad) 


Berbicara
31. Dari Anas ibnu Malik r.a : Rasulullah saw mengulangi perkataannya sebanyak tiga kali agar mudah difahami (oleh pendengarnya). (Riwayat Tirmidzi dan Hakim)


Bergurau
32. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw pernah memanggilnya, "Wahai orang yang memiliki dua telinga!" (Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad) - Maksud hadis -Rasulullah bergurau begitu kerana Anas r.a pendengar yang baik.


Tidur
33. Dari Bara' bin Azib r.a : Ketika hendak tidur Rasulullah saw selalu meletakkan tangan kanan di bawah pipi kanan beliau dan berdoa 'Rabbi qiniy adzaabaka yama tab'a-tsu 'ibaadaka (Ya Rabb, lindungilah aku dari azab-Mu pada hari ketika engkau membangkitkan hamba-hambaMu |dari kubur|) (Riwayat Tirmidzi, Ahmad dan Nasa'i)

34. Dari Hudzaifah r.a : Setiap hendak tidur Rasulullah saw selalu berdoa (Ya Allah, dengan namaMu aku mati dan hidup). Dan setiap kali bangun tidur, beliau berdoa (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah sebelumnya mematikan kami dan kepadaNyalah (kami) dibangkitkan). (Riwayat Tirmidzi, Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Majah dan Nasa'i)

Hadis No.1 hingga ke No.34 Dinukil dari Kitab Syamail Muhammad S.A.W - Imam Al-Tirmidzi, Hadis Berikutnya dari;

Kitab Sahih Sunan Tirmidzi

Jilid 2

Jual Beli
1. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan jual-beli khamar (arak), bangkai, babi dan patung.”

Ada orang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat mu dengan lemak bangkai, sebab biasanya digunakan untuk mengecat kapal, meminyaki kulit dan bahan untuk menyalakan lampu?’

Rasulullah saw menjawab, “Tidak boleh. Ia juga haram.” Kemudian Nabi saw bersabda lagi, “Semoga Allah membinasakan orang-orang Yahudi! Sesungguhnya Allah telah mengharamkan lemak atas mereka, namun mereka melebur atau mencairkannya (hingga tidak dikenal bahawa itu adalah lemak (namanya juga diubah) ), kemudian mereka jual dan mereka makan hasil penjualannya.” [1297]

2. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian melakukan Najsy.” [1304]

Keterangan Hadis : An-Najsy dalam jual-beli bermaksud kesepakatan penjual dengan seseorang dalam menipu pembeli yang lain dalam tawar menawar sesuatu harga barang. Ia bertujuan agar pembeli itu menawar harga yang lebih tinggi.

Imam Asy-Syafi’i berkata; Perbuatan tersebut adalah berdosa, tetapi jual-beli itu sah.

Mengambil Kembali Pemberian
2. Dari Ibnu ‘Abbas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Kami tidak memiliki contoh yang buruk; (Iaitu) orang yang mengambil kembali pemberiannya seperti anjing menjilat muntahnya sendiri.” [1298]

Riwayat lain dari Ibnu Umar r.a : Nabi saw bersabda, “Tidak halal bagi seseorang memberi suatu pemberian lalu ia mengambilnya kembali, kecuali orang tua (ibu bapa), dia boleh mengambil kembali apa yang telah diberikan kepada anaknya.

Hutang
4. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang memberi tempoh (kelonggaran waktu) pembayaran hutang kepada orang yang kesulitan atau membebaskannya, maka Allah akan menempatkannya di bawah naungan Arasy-Nya pada hari Kiamat nanti, (iaitu) hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.” [1306]

Perkongsian Tanah
5. Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mempunyai hak kerana berkongsi pada sebidang kebun, maka dia tidak boleh menjual bahagiannya hingga dia menawarkannya terlebih dahulu kepada pemegang hak pengongsinya yang lain.” [1312]

Harga Barang Naik
6. Dari Anas r.a, ia berkata : Pada masa Rasulullah saw, harga bahan-bahan pokok naik, maka para sahabat berkata kepada Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga barang untuk kami.’

Rasulullah saw menjawab, “Sesungguhnya hanya Allah yang berhak menetapkan harga, Maha Menyempitkan, Maha Melapangkan dan Maha Pemberi Rezeki, dan aku berharap, ketika aku berjumpa dengan Tuhan ku, tidak ada seseorang pun dari kalian yang menuntut (kepada) ku kerana sesuatu tindakan zalim baik yang menyangkut darah mahupun harta.” (Hasan Sahih) [1314]

Perdamaian Antara Manusia
7. Dari Katsir bin Abdullah bin Amr bin Auf Al-Muzani menceritakan dari bapanya, dari datuknya : Rasulullah saw bersabda, “Perdamaian antara kaum muslimin adalah boleh, KECUALI perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Kaum muslimin harus melaksanakan syarat yang mereka tetapkan, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” [1352]

Menanam Tanaman
8. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam sebuah pohon atau menanam sebuah tanaman lalu pohon atau tanaman itu dimakan oleh manusia, burung atau binatang, kecuali hal itu menjadi pahala sedekah untuknya.” [1382]

Diyat (Tebusan)
9. Dari Amr bin Syuaib dari bapanya, dari datuknya : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka putusannya diserahkan kepada wali yang terbunuh. Jika mahu mereka boleh membunuhnya (dengan cara qisas) dan jika mahu mereka juga boleh meminta diyat, iaitu tiga puluh unta hiqqah (unta yang berusia empat tahun), tiga puluh unta jadza’ah (unta yang berusia lima tahun) dan empat puluh kholifah (unta yang sudah bunting). Kalaupun ada kesepakatan damai, maka hal itu terserah pada mereka.” Hadis Hasan. [1387]

Hanya TIGA perkara yang MEMBOLEHKAN Menumpahkan Darah Seorang Muslim
10. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a : Rasulullah saw pernah bersabda, “Tidak halal menumpahkan darah seorang Muslim yang bersaksi tidak ada sesembahan selain Allah dan aku (Nabi saw) adalah utusan Allah KECUALI kerana salah satu dari tiga perkara;
(a). Penzina yang sudah bernikah (rejam),
(b). Kerana membunuh jiwa (qisas),
(c). dan orang yang meninggalkan agama (murtad) dan keluar dari jemaah kaum Muslimin.” [1402]

Larangan Membunuh Orang Bukan Islam
11. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Ketahuilah, barangsiapa yang membunuh kafir yang terikat perjanjian damai dengan kaum Muslimin yang memiliki jaminan Allah dan jaminan Rasul-Nya, maka sesungguhnya orang tersebut telah telah merosak jaminan Allah.

Kerana itu, ia (orang yang membunuh) tidak akan dapat mencium aroma syurga, padahal aroma syurga itu tercium dari jarak perjalanan tujuh puluh tahun.” [1403]

12. Dari Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang terbunuh kerana membela (mempertahankan) hartanya, maka ia adalah syahid; dan barangsiapa yang mengambil tanah walaupun hanya sejengkal nescaya tujuh lapis bumi akan dikalungkan kepadanya pada hari kiamat nanti.” [1418]

Tambahan Blog : Salah satu kemukjizatan Nabi Muhammad Saw, adalah mengetahui bumi mempunyai tujuh lapisan.


Video – Tujuh Lapisan Bumi


13. Dari Sa’id bin Zaid r.a : Rasulullah saw bersabda :
(1). “Barangsiapa yang terbunuh kerana mempertahankan hartanya, maka ia adalah syahid,
(2). Barangsiapa yang terbunuh kerana mempertahankan agamanya, maka ia adalah syahid,
(3). Barangsiapa yang terbunuh kerana membela darahnya (dirinya), maka ia adalah syahid dan;
(4) Barangsiapa yang terbunuh kerana membela keluarganya, maka ia adalah syahid.” [1421]

Menutup Aib Orang Muslim
14. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskan kesusahannya dari kesusahan-kesusahan akhirat,

Dan barangsiapa yang menutupi (aib) orang Muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mahu menolong saudaranya (sesama Islam).” [1425]

Larangan Memakan Daging Binatang yang Bertaring dan Cakar
15. Dari Abu Tsa’labah Al-Khusyani r.a, berkata : Rasulullah saw melarang (makan daging) binatang yang mempunyai taring dari jenis binatang buas. [1477]

16. Dari Jabir r.a, ia berkata : Rasulullah saw mengharamkan (memakan) – ketika Perang Khaibar – keldai (jinak), daging baghal, segala binatang buas yang mempunyai taring dan burung yang mempunyai cakar. [1478]

17. Dari Abu Hurairah r.a : Sesungguhnya Rasulullah saw telah mengharamkan segala binatang buas yang mempunyai taring. [1479]

Nazar
18. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian bernazar, kerana sesungguhnya nazar itu sama sekali tidak boleh mengubah atau menolak takdir. Nazar itu hanya berfungsi mengeluarkan harta dari orang yang bakhil.” [1538]

Perjalanan Hidup Rasulullah SAW
19. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Aku telah diutamakan atas para Nabi (yang lain) dengan enam perkara;
1. Aku diberi Jawami’ al-Kalim (Hikmah atau kebijaksanaan dalam mengeluarkan perkataan yang singkat, tetapi mencakupi makna yang luas),
2. Aku ditolong dengan memberikan rasa takut dalam diri musuh,
3. Harta rampasan perang dihalalkan untuk ku,
4. Tanah dijadikan sebagai masjid dan alat bersuci untuk ku, dan
(5). Aku diutus kepada seluruh makhluk dan (6) para Nabi ditutup oleh diri ku.” [1553]

20. Dari Al-Harits bin Malik r.a, ia berkata : Aku mendengar Nabi saw bersabda pada hari penaklukan kota Makkah, “Tidak akan diperangi (kota) ini setelah hari (ini) sampai hari kiamat kelak.” [1611]

21. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada Adwa (penyakit yang berjangkit tanpa kehendak Allah), tidak ada Thiyarah (nasib sial) dan aku menyukai Fa’l.”
Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah fa’l itu?’ Rasulullah saw menjawab, “Perkataan yang baik.” [1615]

Jihad
22. Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata : Ditanyakan kepada Rasulullah (saw), ‘Ya Rasulullah, apa yang dapat menyamai (pahala) Jihad? Rasulullah saw menjawab, “Sesungguhnya kalian tidak akan mampu melakukannya.”

Para sahabat mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali. (Namun untuk) masing-masing pertanyaan Beliau (saw) bersabda, “Sesungguhnya kalian tidak akan mampu melakukannya.”

Rasulullah saw kemudian bersabda pada kali yang ketiga, “Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah adalah seperti orang yang beribadah (pada malam hari) dan berpuasa (di siang hari) tanpa merasa penat melaksanakan solat atau puasa sampai orang yang berjihad itu kembali.” [1619]

23. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, (Allah berfirman) : “Orang yang berjihad di jalan Allah itu menjadi tanggungjawab-Ku. Jika Aku mencabut nyawanya, maka aku akan mewariskan syurga kepadanya. Jika Aku mengembalikannya, maka Aku akan mengembalikannya dengan membawa pahala atau ghanimah (harta rampasan perang).” [1620]

24. Dari Fadhalah bin Ubaid r.a : Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang yang meninggal dunia itu ditanda sesuai dengan amal perbuatannya, kecuali orang yang meninggal dalam keadaan menjaga (dari serangan musuh) di jalan Allah. Sesungguhnya amal perbuatannya akan dikembangkan untuknya sampai hari kiamat dan ia akan diselamatkan dari fitnah (siksa) kubur.” [1621]

Keutamaan Puasa
25. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari neraka selama perjalanan tujuh puluh tahun.” [1622]

Keutamaan Infak
26. Dari Khuraim bin Fatik r.a (ada riwayat lain dari Abu Hurairah r.a) : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan suatu nafkah di jalan Allah, akan ditulis untuknya (pahala) tujuh ratus kali ganda.” [1625]

Kelebihan ‘Mata’
27. Dari Ibnu Abbas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh (api) neraka;

(a). Mata yang menangis kerana takut kepada Allah dan

(b). Mata yang tidak terpejam kerana berjaga-jaga di jalan Allah (orang yang menjaga di perbatasan).” [1639]

Berdoa Mati Syahid
28. Dari Abdurrahman bin Syuraih r.a (ada riwayat lain dari Mu’adz bin Jabal r.a) : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang meminta mati syahid kepada Allah dari dalam hatinya secara jujur, maka Allah akan menyampaikannya ke darjat orang-orang yang mati syahid, walaupun ia meninggal dia atas tempat tidurnya.” [1653]

Pahala Orang Mati Syahid
29. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak (ada) seorang hamba (pun) dari penduduk syurga yang ingin kembali ke dunia kecuali orang mati syahid. Sesungguhnya ia ingin kembali ke dunia. Ia berkata ‘Supaya aku dapat dibunuh sepuluh kali (lagi) di jalan Allah’. Ini kerana ia telah melihat kemuliaan yang diberikan kepadanya (atas sebab syahidnya dia ketika di dunia).” [1661]

30. Dari Al-Miqdam bin Ma’di Karib r.a : Rasulullah saw bersabda, “Bagi orang yang mati syahid itu (di sisi Allah) ada enam (balasan atau ganjaran):

(a). Akan diampuni baginya (dosa-dosa) sejak pertama kali percikan darah(nya keluar),

(b). Ia akan melihat tempatnya di syurga,
(c). Ia akan diselamatkan dari siksa kubur dan kedahsyatan besar (pada hari kiamat),

(d). Akan diletakkan di atas kepalanya mahkota kewibawaan, satu yakut (permata) pada mahkota tersebut lebih baik dari dunia dan apa yang ada di dalamnya,

(e). Ia akan dikahwinkan dengan tujuh puluh dua isteri yang berupa (dari jenis) bidadari, dan

(f). Ia akan diterima syafaatnya untuk tujuh puluh orang keluarganya.” [1663]

MENGAPA SAYA BERBUSANA MUSLIMAH ?

MENGAPA SAYA BERJILBAB/BERBUSANA MUSLIMAH ?
SEORANG MUSLIMAH MENJAWAB :

1.Karena ingin melaksanakan perintah Allah dan RasulNYa.
2.Karena ingin mendapat pahala.
3.karena ingin mengungkapkan rasa syukur kepada Allah.
4.Sebagai identitas seorang muslimah.
5.Karena ingin menutup aurat, menghindari pornografi dan pornoaksi yang merusak moral generasi muda.
6.Karena ingin memiliki rasa malu sehingga terhindar dari perilaku yang menyimpang.
7.Karena ingin memberikan contoh/teladan untuk anak-anak saya, khususnya yang perempuan.
8.Karena ingin menunjukkan kepada ortu dan mertua saya bahwa saya benar-benar ingin menjadi anak yang shalihah.
9.Karena ingin disayang oleh Allah dan Rasul-Nya.
10.Karena saya berharap dengan busana muslimah/jilbab ini,diharapkan Allah terus memberikan taufiq dan hidayah-Nya.

SANKSI KERAS TERHADAP PEMBURU DUKUN DAN TUKANG RAMAL

SANKSI KERAS TERHADAP PEMBURU DUKUN DAN TUKANG RAMAL

Nabi Saw bersabda :
"Barangsiapa mendatangi tukang ramal dan menanyakan kepadanya serta membenarkan ucapannya, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari."
( HR.Muslim,Ahmad ) Kitabut Tauhid hal.114 )

"Barangsiapa mendatangi dukun dan tukang ramal serta membenarkan ucapannya, maka sesungguhnya dia telah ingkar (kufur) terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad (Saw)."
( HR.Abu Dawud, Ibnu Majah, Nasa'i, Tirmidzi, Ahmad, Hakim )

>bukan dukun bayi,dukun pijat refleksi, tapi dukun sihir ,dukun jimat dan dukun tebak nasib, dukun penglaris.

LARANGAN BERMEWAH-MEWAH DENGAN KUBURAN

LARANGAN BERMEWAH-MEWAH DENGAN KUBURAN

Dan dari Jabir RA ia berkata :
"Rasulullah Saw melarang kubur dikapur, diduduki, dan didirikan bangunan di atasnya."
( HR.Ahmad, Muslim, Nasa'i, dan Abu Dawud ) Kitab Nailul Author 3/hal.1115 )

>Islam melarang bermewah-mewah dengan kuburan,menghias kuburan dengan biaya yang cukup mahal.Menembok kuburan secara permanen , dipagari, dikeramik, diberi atap bisa membuat kuburan umum tidak bisa mengganggu hak orang lain untuk dikubur di tempat itu.Juga tanah kuburan menjadi cepat habis.Larangan bermewah-mewah dengan kuburan tidak hanya untuk kuburan umum,tapi juga kuburan pribadi.
>Bagusnya kuburan tidak menjamin seseorang yang mati itu dari siksa kubur,tapi amal shalih-lah yang bisa membebaskan dari siksa kubur dan siksa neraka.
>Hidup sederhana dalam segala halnya bagi orang Islam, termasuk dalam hal kuburan dan pernikahan.

Sabtu, 08 Februari 2014

MENJAUHI MANTERA,JIMAT DAN PELET

MENJAUHI MANTERA, JIMAT, DAN PELET

Nabi Saw bersabda :
"Sesungguhnya mantera-mantera , jimat ( penangkal-penangkal ) dan guna-guna ( pelet ) adalah perbuatan syirik."
( HR.Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Hakim )
"Barangsiapa menggantungkan tamimah ( jimat ), maka dia telah berbuat syirik."
( HR. Ahmad ) Kitabut Tauhid hal.50 )

Solusinya : kita langsung minta perlindungan keamanan kepada Allah lewat doa dan dzikir yang telah diajarkan oleh Nabi Saw.

HUKUM MEMAKAI JIMAT



Hukum Memakai Jimat; Kok Ada Kyai Mengajarkan Membuat Jimat?

Pertanyaan:
Apakah jimat itu diperbolehkan atau tidak? Kok ada seorang kyai selalu mengajarkan membuat jimat. Sedangkan ada hadist Rasul yang menjelaskan bahwa jimat itu dilarang?
Angga Lisdiyanto
Jawaban:
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Benar kata Anda, jimat itu dilarang, bahkan termasuk kesyirikan. Jika meyakini, jimat tersebut bisa mewujudkan keinginannya, mendatangkan kemanfaatan dan menghindarkannya dari bahaya; maka ia terjerumus ke syirik besar. Akibatnya, status keislamannya bisa batal, seluruh amal shalihnya terhapus, dan jika mati di atasnya maka ia akan kekal di neraka. Hal itu karena menyamakan Allah Ta’ala dengan makhluk dalam perkara yang merupakan kekhususan bagi Allah.
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendakikebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya.  Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Yunus: 107)
أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Zumar: 38)
Kedua ayat di atas menunjukan bahwa hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang mampu memberikan manfaat dan menimpakan bahaya, maka hal itu merupakan sifat rububiyah Allah Ta’ala yang harus diyakini oleh setiap hamba, sehingga apabila seseorang meyakini hal itu ada pada selain-Nya seperti pada malaikat, nabi, wali, jin dan jimat-jimat maka berarti dia telah menyekutukan Allah Tabaraka Wa Ta’ala.
Sementara jika meyakini bahwa jimat hanya menjadi sebab terpenuhinya keinginan, mendatangkan kemanfaatan dan menghindarkannya dari bahaya; maka ini syirik kecil. Ia termasuk dosa besar yang membinasakan. Karena ia bersandar kepada sebab yang tidak dibenarkan oleh syariat; baik secara syar'i atau qodari. Dan siapa yang bersandar kepada sebab yang tidak dibenarkan syariat, secara syar'i atau qadari; ia telah terjerumus ke dalam kesyirikan.
. . .jika meyakini bahwa jimat hanya menjadi sebab terpenuhinya keinginan, mendatangkan kemanfaatan dan menghindarkannya dari bahaya; maka ini syirik kecil. Ia termasuk dosa besar yang membinasakan. . .
Dalil-dalil Khusus Pengharaman Jimat
Selanjutnya kami sertakan beberapa dalil khusus yang menunjukkan haramnya meyakini dan memakai jimat;
Sahabat yang mulia ‘Uqbah bin Amir Al-Juhani Radhiyallahu 'Anhu menuturkan,
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ إِلَيْهِ رَهْطٌ فَبَايَعَ تِسْعَةً وَأَمْسَكَ عَنْ وَاحِدٍ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ بَايَعْتَ تِسْعَةً وَتَرَكْتَ هَذَا قَالَ إِنَّ عَلَيْهِ تَمِيمَةً فَأَدْخَلَ يَدَهُ فَقَطَعَهَافَبَايَعَهُ وَقَالَ مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
Bahwasannya telah datang kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sepuluh orang (untuk melakukan bai’at), maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membai’at sembilan orang dan tidak membai’at satu orang. Maka mereka berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau membai’at sembilan dan meninggalkan satu orang ini?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya dia mengenakan jimat.” Maka orang itu memasukkan tangannya dan memotong jimat tersebut, barulah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membai’atnya dan beliau bersabda, “Barangsiapa yang mengenakan jimat maka dia telah menyekutukan Allah”." (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Isnadnya kuat,” dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, no. 492)
Dalam riwayat lain, Sahabat ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu 'Anhu berkata, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلاَ أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللَّهُ لَهُ
Barangsiapa yang mengenakan jimat maka Allah ta’ala tidak akan menyempurnakan hajatnya, dan barangsiapa yang mengenakan wada’ah (jimat batu pantai) maka Allah ta’ala tidak akan memberikan ketenangan kepadanya.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Hadits hasan.”)
Sahabat Imran bin Al-Hushain Radhiyallahu 'Anhu menuturkan,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْصَرَ عَلَى عَضُدِ رَجُلٍ حَلْقَةً أُرَاهُ قَالَ مِنْ صُفْرٍ فَقَالَ وَيْحَكَ مَا هَذِهِ قَالَ مِنَ الْوَاهِنَةِ قَالَ أَمَا إِنَّهَا لاَ تَزِيدُكَ إِلاَّ وَهْنًا انْبِذْهَا عَنْكَ فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِيَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا
Bahwasannya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melihat di tangan seorang laki-laki terdapat gelang dari tembaga, maka beliau berkata, “Celaka engkau, apa ini?” Orang itu berkata, “Untuk menangkal penyakit yang dapat menimpa tangan.” Beliau bersabda, “Ketahuilah, benda itu tidak menambah apapun kepadamu kecuali kelemahan, keluarkanlah benda itu darimu, karena sesungguhnya jika engkau mati dan benda itu masih bersamamu maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”.”(HR. Ahmad)
Sahabat Abu Basyir Al-Anshari Radhiyallahu 'Anhu berkata,
أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ قَالَ عَبْدُ اللهِ حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ وَالنَّاسُ فِي مَبِيتِهِمْ فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَسُولاً أَنْ لاَ يَبْقَيَنَّ فِي رَقَبَةِ بَعِيرٍ قِلاَدَةٌ مِنْ وَتَرٍ أَوْ قِلاَدَةٌ إِلاَّ قُطِعَتْ
Bahwasannya beliau pernah bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pada salah satu perjalanan beliau –berkata Abdullah (rawi): Aku mengira beliau mengatakan-, ketika itu manusia berada pada tempat bermalam mereka, maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengutus seseorang untuk menyampaikan, “Janganlah tertinggal di leher hewan tunggangan sebuah kalung dari busur panah atau kalung apa saja kecuali diputuskan”.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani Asy-Syafi’i rahimahullah menyebutkan diantara penjelasan ulama terhadap hadits di atas, “Bahwasannya di zaman Jahiliyah dahulu mereka memakaikan kalung-kalung busur panah keras terhadap onta mereka agar tidak terkena penyakit ‘ain menurut sangkaan mereka. Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan mereka untuk memutuskan kalung-kalung tersebut sebagai pengajaran kepada mereka bahwa jimat-jimat itu tidak sedikitpun dapat menolak ketentuan Allah ta’ala. Ini adalah pendapat Al-Imam Malik rahimahullah tentang makna hadits ini. . ." (Fathul Bari: 6/142)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan pelet itu syirik.” (HR. Ahmad, no. 3615, Abu Daud no. 1776, 3883 dan Ibnu Majah, no. 3530. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Shahih lighairihi,” dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah, no. 2854)
Sahabat yang mulia Abu Ma’bad Abdullah bin ‘Ukaim Al-Juhani Radhiyallahu 'Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ
“Barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu (makhluk seperti jimat dan yang lainnya) maka dia akan dibiarkan bersandar kepada makhluk tersebut (tidak ditolong oleh Allah ta’ala).” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Hasan ligairihi,” dan dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ghayatul Marom, no. 297]
Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Hasan rahimahumallah berkata dalam Fathul Majid: 124, “Bergantung kepada sesuatu itu bisa jadi dengan hati, bisa pula dengan perbuatan dan bisa pula dengan hati dan perbuatan sekaligus. Allah menjadikan pelakunya bergantung kepada sesuatu tersebut, maksudnya adalah Allah  jadikan dia bergantung kepada sesuatu yang dia jadikan sebagai tempat bergantung. Maka barangsiapa yang bergantung kepada Allah, memohon hajat-hajatnya kepada-Nya, bersandar kepada-Nya, memasrahkan urusannya kepada-Nya niscaya Allah akan mencukupinya, mendekatkan baginya setiap yang jauh, memudahkan baginya semua yang sulit. Dan barangsiapa yang bergantung kepada selain-Nya atau lebih tenang (ketika bersandar) kepada pendapatnya, akalnya, obatnya, jimat-jimatnya dan yang semisalnya maka Allah jadikan dia bergantung kepada makhluk-makhluk tersebut dan Allah menghinakannya. Dan ini sudah dimaklumi berdasarkan dalil-dalil dan kenyataan. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah sebagai penolongnya.”(QS. Al-Tholaq: 3).” Wallahu Ta'ala A’lam.

. . . barangsiapa yang bergantung kepada selain-Nya atau lebih tenang (ketika bersandar) kepada pendapatnya, akalnya, obatnya, jimat-jimatnya dan yang semisalnya maka Allah jadikan dia bergantung kepada makhluk-makhluk tersebut dan Allah menghinakannya. . . .
Penutup
Berdasarkan uraian di atas, memakai jimat dan meyakini keampuhannya adalah perbuatan terlarang. Ia termasuk perbuatan syirik. Doa besar yang paling besar. Sementara jika ada kiai atau orang alim yang mengajarkannya, maka ia telah melakukan kesesatan dan penyimpangan. Sedangkan kebenaran tidak diukur oleh seseorang. Tetapi oranglah yang ditimbang dengan kebenaran. Jangankan kiai yang melakukan kesyirikan, Nabi saja jika melakukannya terkena ancamannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-Zumar: 65)
Khitab ayat di atas ditujukan kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, hamba pilihan Allah yang paling dicintai oleh-Nya. Jika beliau sampai berbuat syirik, maka tidak ada ampun bagi beliau. Semua amal-amal shalih yang sudah dikerjakannya akan terhapus dan harus merasakan azab dahsyat di akhirat. Lalu bagaimana kalau yang berbuat syirik adalah orang yang derajatnya di bawah beliau? [PurWD/voa-islam.com]
Share this post..