15 CIRI PENGIKUT SYIAH KHUSUSNYA DI
INDONESIA
Menurut Ali Muhammad Ash Shalabi,
taqiyah dalam Syiah ada empat unsur pokok ajaran; Pertama,
Menampilkan hal yang berbeda dari apa yang ada dalam hatinya. Kedua,
taqiyah digunakan dalam berinteraksi dengan lawan-lawan Syiah. Ketiga,
taqiyah berhubungan dengan perkara agama atau keyakinan yang dianut
lawan-lawan. Keempat, digunakan di saat berada dalam kondisi
mencemaskan
Menurut Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi di Majalah Islam
Internasional Qiblati, ciri-ciri pengikut Syi’ah sangat mudah dikenali, kita
dapat memperhatikan sejumlah cirri-ciri berikut:
1. Mengenakan songkok
hitam dengan bentuk tertentu. Tidak seperti songkok yang dikenal umumnya
masyarakat Indonesia, songkok mereka seperti songkok orang Arab hanya saja
warnanya hitam.
2. Tidak shalat
jum’at. Meskipun shalat jum’at bersama jama’ah, tetapi dia langsung berdiri
setelah imam mengucapkan salam. Orang-orang akan mengira dia mengerjakan shalat
sunnah, padahal dia menyempurnakan shalat Zhuhur empat raka’at, karena pengikut
Syi’ah tidak meyakini keabsahan shalat jum’at kecuali bersama Imam yang ma’shum
atau wakilnya.
3. Pengikut Syi’ah
juga tidak akan mengakhiri shalatnya dengan mengucapkan salam yang
dikenal kaum Muslimin, tetapi dengan memukul kedua pahanya beberapa kali.
4. Pengikut Syi’ah
jarang shalat jama’ah karena mereka tidak mengakui shalat lima waktu, tapi yang
mereka yakini hanya tiga waktu saja.
5. Mayoritas pengikut
Syi’ah selalu membawa At-Turbah Al-Husainiyah yaitu batu/tanah
(dari Karbala – redaksi) yang digunakan menempatkan kening ketika sujud bila
mereka shalat tidak didekat orang lain.
6. Jika Anda
perhatikan caranya berwudhu maka Anda akan dapati bahwa wudhunya sangat aneh,
tidak seperti yang dikenal kaum Muslimin.
7. Anda tidak akan
mendapatkan penganut Syi’ah hadir dalam kajian dan ceramah Ahlus Sunnah.
8. Anda juga akan
melihat penganut Syi’ah banyak-banyak mengingat Ahlul Bait; Ali, Fathimah,
Hasan dan Husain radhiyallahu anhum.
9. Mereka juga tidak
akan menunjukkan penghormatan kepada Abu Bakar, Umar, Utsman, mayoritas sahabat
dan Ummahatul Mukminin radhiyallahu anhum.
10.
Pada bulan Ramadhan penganut Syi’ah tidak langsung berbuka puasa
setelah Adzan maghrib; dalam hal ini Syi’ah berkeyakinan seperti Yahudi yaitu
berbuka puasa jika bintang-bintang sudah nampak di langit, dengan kata lain
mereka berbuka bila benar-benar sudah masuk waktu malam. (mereka juga tidak
shalat tarwih bersama kaum Muslimin, karena menganggapnya sebagai bid’ah)
11.
Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menanam dan menimbulkan
fitnah antara jamaah salaf dengan jamaah lain, sementara itu mereka mengklaim
tidak ada perselisihan antara mereka dengan jamaah lain selain salaf. Ini tentu
tidak benar.
12.
Anda tidak akan mendapati seorang penganut Syi’ah memegang dan
membaca Al-Qur’an kecuali jarang sekali, itu pun sebagai bentuk taqiyyah (kamuflase),
karena Al-Qur’an yang benar menurut mereka yaitu al-Qur’an yang berada di
tangan al-Mahdi yang ditunggu kedatangannya.
13.
Orang Syi’ah tidak berpuasa pada hari Asyura, dia hanya
menampilkan kesedihan di hari tersebut.
14.
Mereka juga berusaha keras mempengaruhi kaum wanita khususnya
para mahasiswi di perguruan tinggi atau di perkampungan sebagai langkah awal
untuk memenuhi keinginannya melakukan mut’ah dengan para wanita tersebut bila
nantinya mereka menerima agama Syi’ah. Oleh sebab itu Anda akan dapati;
15.
Orang-orang Syi’ah getol mendakwahi orang-orang tua yang
memiliki anak putri, dengan harapan anak putrinya juga ikut menganut Syi’ah
sehingga dengan leluasa dia bisa melakukan zina mut’ah dengan wanita tersebut
baik dengan sepengetahuan ayahnya ataupun tidak. Pada hakikatnya ketika ada
seorang yang ayah yang menerima agama Syi’ah, maka para pengikut Syi’ah yang
lain otomatis telah mendapatkan anak gadisnya untuk dimut’ah. Tentunya setelah
mereka berhasil meyakinkan bolehnya mut’ah. Semua kemudahan, kelebihan, dan
kesenangan terhadap syahwat ini ada dalam diri para pemuda, sehingga dengan
mudah para pengikut Syi’ah menjerat mereka bergabung dengan agama Syi’ah.
Ciri-ciri mereka sangat banyak. Selain yang kami sebutkan
di atas masih banyak ciri-ciri lainnya, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk
menjelaskan semuanya di sini. Namun cara yang paling praktis ialah dengan
memperhatikan raut wajah. Wajah mereka merah padam jika Anda mencela Khomeini
dan Sistani, tapi bila Anda menghujat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan
Hafshah, atau sahabat-sahabat lainnya radhiyallahu anhum tidak
ada sedikitpun tanda-tanda kegundahan di wajahnya.
Akhirnya, dengan hati yang terang Ahlus Sunnah
dapat mengenali pengikut Syi’ah dari wajah hitam mereka karena tidak memiliki
keberkahan, jika Anda perhatikan wajah mereka maka Anda akan membuktikan
kebenaran penilaian ini, dan inilah hukuman bagi siapa saja yang mencela dan
menyepelekan para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan
para ibunda kaum Musliminradhiyallahu anhunn yang dijanjikan surga
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita memohon hidayah kepada
Allah untuk kita dan mereka semua.
Wallahu a’lam.
(fimadani.com/arrahmah.com)
-
See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/inilah-15-ciri-pen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar