TANDA-TANDA MENJELANG KIAMAT BERDASARKAN AL-QURAN DAN
HADITS-HADITS YANG SHAHIH
30 November 2012 pukul
15:04
Tanda-tanda Kiamat Kecil (‘Alamah Sughra), Pertengahan (‘Alamah
Wustha), dan Besar (‘Alamah Kubra) Berdasarkan Hadits-Hadits Rasulullah S.A.W.
Yang Berstatus Shahih.
A. Tanda-tanda Kecil (‘Alamah Sughra)
1. Diutusnya
Rasulullah S.A.W.[1]
2. Terbelahnya bulan
sebagai Mukjizat Rasulullah S.A.W.[2]
3. Wafatnya Rasulullah
S.A.W.[3]
4. Penaklukan Baitul
Maqdis[4]
5. Merebaknya penyakit
yang berbahaya[5]
6. Terbunuhnya Umar
bin Khattab R.A.[6]
7. Terbunuhnya Utsman
bin ‘Affan R.A.[7]
8. Peristiwa Perang
Jamal[8]
9. Peristiwa Perang
Shiffin[9]
10. Fitnah Khawarij
dan Perang Nahrawan[10]
11. Penyerahan
kekuasaan dari tangan Hasan bin Ali bin Abi Thalib R.A.huma kepada Mu’awiyah
Bin Abi Sufyan R.A.[11]
12. Fitnah Tatar dan
serangan Turki[12]
13. Munculnya para
Dajjal yang mengaku nabi[13]
14. Penaklukan Madain,
Ibu Kota Persia[14]
15. Situasi di
jalan-jalan[15] terlihat aman[16]
16. Harta melimpah
ruah[17]
17. Terhapusnya jizyah
dan pajak[18]
18. Api yang keluar
dari Hijaz sehingga menerangi leher-leher unta di Busra[19]
19. Bencana
Al-Khasaf[20], Al-Qadzaf[21] dan Al-Maskh[22] menjelang kiamat[23]
20. Runtuhnya
Kekaisaran Persia dan Romawi[24]
21. Sampainya agama
sebagaimana sampainya malam dan siang, serta penaklukan Roma[25]
B. Tanda-Tanda Kiamat Pertengahan (‘Alamah Wustha)
B.i. Tanda-Tanda Yang Sudah Muncul Namun Sebagiannya Akan
Terulang Kembali
1. Datangnya berbagai
fitnah[26]
2. Meluasnya
perdagangan, salam hanya kepada yang dikenali dan putusnya silaturrahim[27]
3. Hamba sahaya wanita
melahirkan tuannya[28]
4. Konspirasi
bangsa-bangsa terhadap umat Islam[29]
B.ii. Tanda-Tanda Yang Akan Muncul Pada Zaman Kita dan
Kebanyakan Peristiwanya Kita Alami
1. Wanita-wanita yang
berpakaian tapi telanjang[30]
2. Menghiasi masjid
dan berbangga-bangga dengannya[31]
3. Berlomba-lomba
meninggikan bangunan[32]
4. Harta melimpah
ruah[33]
5. Memakan harta
riba[34]
6. Amanah
disia-siakan[35]
7. Meniru perilaku
orang-orang kafir[36]
8. Dihalalkannya
sutera, khamar dan zina[37]
9. Tersebarnya buku,
tulisan dan pena[38]
10. Mati tiba-tiba[39]
11. Pasar-pasar (pusat
perdagangan dan perbelanjaan) berdekatan[40]
12. Para orang tua
menyerupai pemuda[41]
13. Banyaknya
pembohongan dan kesaksian palsu[42]
14. Kebenaran mimpi
orang mukmin[43]
B.iii. Tanda-Tanda Yang Akan Muncul Pada Masa Yang Akan Datang
dan Diantaranya Sangat Hampir Dengan Tanda-Tanda Kubra
1. Orang yang
berpegang pada agama bagaikan memegang bara api[44]
2. Berlakunya
permusuhan dalam hati[45]
3. Jazirah Arab penuh
dengan taman-taman dan sungai-sungai[46]
4. Ilmu digunakan
untuk mencari harta dan Al-Quran digunakan untuk perdagangan[47]
5. Munculnya kebodohan
manusia dan saling menolak menjadi imam shalat[48]
6. Munculnya
pemimpin-pemimpin bodoh[49]
7. Munculnya polisi
akhir zaman yang kejam dengan manusia[50]
8. Turunnya cobaan dan
siksaan berat dari penguasa zalim[51]
9. Seseorang
berangan-angan untuk mati[52]
10. Sore beriman, pagi
menjadi kafir kembali[53]
11. Sungai Eufrat
kering dan menyingkap gunung emas atau timbunan emas[54]
12. Luka’ bin
Luka’[55] menjadi manusia paling bahagia[56]
13. Fitnah dahsyat
yang membinasakan bangsa Arab[57]
14. Sujud sekali
kepada Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya[58]
15. Munculnya seorang
lelaki dari Qahthan[59] yang dipatuhi manusia[60]
16. Muncul berbagai
fitnah: Ahlas,[61] Sarra’,[62] Makar,[63] dan Duhaima’[64]
17. Bumi mengeluarkan
kekayaannya yang terpendam[65]
18. Kaum muslimin akan
memerangi Yahudi dan mengalahkan mereka[66]
19. Jumlah wanita lebih
banyak daripada jumlah laki-laki[67]
20. Merebaknya zina
dan perbuatan keji[68]
21. Banyak kematian,
gempa dan hujan[69]
22. Binatang buas dan
benda mati dapat berbicara[70]
23. Ditenggelamkannya
pasukan yang hendak menyerang Madinah[71]
24. Bulan kelihatan
membesar[72]
C. Tanda-Tanda Kiamat Besar (‘Alamah Kubra)
1. Munculnya Al-Mahdi
dan kekhalifahannya[73]
2. Al-Malhamah
Al-Kubra (Perang Dunia Ke-3/ Armageddon) dan penaklukan Konstantinopel
(Istanbul)[74]
3. Keluarnya Al-Masih
Ad-Dajjal[75]
4. Turunnya Nabi Isa
bin Maryam A.S.[76]
5. Keluarnya Yakjuj
dan Makjuj[77]
6. Munculnya asap
(Ad-Dukhan)[78]
7. Terbitnya matahari
dari sebelah barat[79]
8. Keluarnya hewan
melata yang dapat berbicara[80]
9. Islam menjadi asing
dan Mushaf Al-Quran diangkat oleh Allah S.W.T[81]
10. Penghancuran
Ka’bah[82]
11. Terjadinya tiga
gerhana matahari, di timur, barat dan Jazirah Arab[83]
12. Hembusan angin
lembut yang mencabut roh orang-orang mukmin[84]
13. Keluarnya api dari
Pusat Kota Adn yang menggiring manusia menuju bumi mahsyar di Negeri Syam[85]
[1] (HR. Al-Bukhari,
Muslim dan At-Tirmidzi, Jamiul Ushul: X/384), HR. Ahmad dalam Musnadnya dan
Al-Hakim dalam Al-Kunya) dan (HR. At-Tirmidzi).
[2] (HR. Muslim dalam
Shahihnya no. 2800), (HR. Muslim dalam Shahihnya no. 2822) dan (HR. Muslim no.
2801).
[3] (HR. Al-Bukhari
no. 7927 dalam Shahihnya dan dalam Jami’ul Ushul: X/412).
[4] (HR. Al-Bukhari
no. 7927 dalam Shahihnya dan dalam Jami’ul Ushul: X/412).
[5] (HR. Al-Bukhari
no. 7927 dalam Shahihnya dan dalam Jami’ul Ushul: X/412) dan (HR. Ahmad).
[6] (HR. Al-Bukhari
dalam Shahihnya).
[7] (HR. Al-Hakim) dan
(HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya, serta Al-Baihaqi).
[8] (HR. Al-Hakim dan
beliau menshahihkannya), (HR. Ahmad dan Al-Hakim) dan (HR. Al-Bazzar dan Ibnu
Abi Syaibah dengan sanad rijalnya yang tsiqah).
[9] (HR. Al-Bukhari
no. 2498) dan (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim (2006) “Ammar dibunuh oleh kelompok
pemberontak).”
[10] (HR. Abu Daud,
Ibnu Majah, dalam Mustadrak Al-Hakim dan dalam Musnad Imam Ahmad (Shahih
Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 213) dan (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
[11] (HR. Ahmad bin
Hanbal dalam Musnadnya no. 20552) dan (HR. Ibnu Abi Syaibah).
[12] (HR. Imam Yang
Enam, kecuali An-Nasa’i) dan (HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya).
[13] (HR. Muslim dalam
Kitab Al-Fitan, Mukhtasar Muslim no. 2023), (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu
Hibban), (HR. Ahmad dan At-Thabrani) dan (HR. At-Thabrani no. 1999 dan dalam Silsilah
Al-Ahadis Ash-Shahihah no. 69).
[14] (HR. Adi bin
Hatim RA).
[15] Dalam Hadits
Riwayat Ahmad disebutkan perjalanan dari Hijaz ke Iraq, dalam riwayat yang lain
perjalanan antara Iraq dan Mekah.
[16] (HR. Ahmad dalam
Musnadnya)
[17] (HR. Al-Bukhari
dalam Kitab Al-Fitan, Mukhtasar Al-Bukhari no. 2198) dan (HR. Muslim, Mukhtasar
Muslim no. 2036).
[18] (Shahih Muslim
no. 2896).
[19] (HR. Muslim no.
2011).
[20] Al-Khasaf
bermaksud Allah SWT membenamkan permukaan bumi sehingga masuk sampai kedalamannya,
dan tidak ada yang mengetahui jauhnya selain Allah SWT.
[21] Al-Qadzaf
bermaksud bumi akan menyemburkan segala sesuatu yang melelehkan dari dalamnya,
baik berupa lahar, larva, api dan sebagainya.
[22] Al-Maskh
bermaksud Allah SWT akan mengubah suatu kaum atau sekelompok orang yang
menghalalkan apa yang diharamkan Allah SWT menjadi sesuatu yang dikehendaki-Nya
seperti monyet, babi dan sebagainya.
[23] (HR. Ibnu Majah
dalam Sunan-nya), (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya), (HR. At-Tirmidzi dan
beliau berkata: “Hadits Shahih,” Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 4119) dan (Jami’
Al-Ushul: X-411 (7926) dan tambahannya ada dalam Al-Jami’ Ash-Shaghir yang
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).
[24] (HR. Al-Bukhari
no. 3618) dan (Shahih Muslim no. 2869).
[25] (HR. Ibnu Hibban
dalam Shahihnya dan dikeluarkan pula oleh Al-Bani dalam Silsilah Al-Ahadits
Ash-Shahihah) dan (HR. Ahmad, Ad-Darami dan Al-Hakim).
[26] (HR. Ibnu Majah
no. 3963), (HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya no. 2205, dan beliau berkata: “hasan
shahih),” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 6706), (HR. Ibnu Majah no.
4039), (HR. Ahmad, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani: IV/2231), (HR. Muslim, Mukhtasar
Muslim no. 1989), (HR. Muslim dalam Kitab Al-Fitan, Bab Nuzul Al-Fitnah Nahwasy
Syarqi, Mukhtasar Muslim no 1997) dan (HR. Al-Bukhari dan Muslim, Misykah
Al-Mashabih: 111/21).
[27] (HR. Ahmad,
Silsilah Ahadits Ash-Shahihah no. 6872), dan (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya
no. 6872).
[28] (HR. Al-Bukhari no.
1 dan Muslim no. 1907) dan (Hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam
Musnadnya: 318-319).
[29] (HR. Abu daud,
Ibnu Asakir, Ahmad dalam Musnad-nya, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, serta
disebutkan Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah: II/684 (958) dan (HR. Muslim dalam Shahihnya
no. 2289).
[30] (Shahih Muslim
no. 2128).
[31] (HR. Abu Daud,
Ahmad dalam Musnadnya, Ad-Darimi, dan telah diriwayatkan dalam Shahih Al-Jami’:
5771) dan (Tartib Ahadits Al-Jami’ Ash-Shaghir dan penambahannya: I/234 (1),
bab Bina’ Al-Masjid).
[32] (dikeluarkan Imam
Ahmad dalam Musnad-nya: 318-319, dan disebutkan pula oleh Al-Albani dalam
Silsilah Ahadits Ash-Shahihah: 1345).
[33] (HR. Al-Bukhari
dalam Shahihnya, kitab Al-Jihad).
[34] (HR. Al-Hakim
dalam Mustadraknya. Hadits ini shahih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim,
Al-Mustadrak: 11/11).
[35] (Silsilah Ahadits
Ash-Shahihah: IV/9 (1505).
[36] (HR. Al-Bukhari,
Mukhtasar Al-Bukhari no. 2216) dan (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya no. 8791).
[37] (HR. At-Tirmidzi,
Jami’ Al-Wustha no. 7456), (HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya no. 2217) dan (HR.
Ibnu Majah no. 3386).
[38] (HR. Imam Ahmad
no. 3870). Pena bermaksud tersebarnya ilmu pengetahuan seperti banyaknya
buku-buku, karya-karya ilmiah, fotokopi, media masa, elektronik, internet dan
sebagainya.
[39] (HR. At-Thabrani,
Shahih Al-Jami’ no. 5775).
[40] (HR. Imam Ahmad
dalam Musnad-nya, Majma’ Az-Zawaid: VII)
[41] (HR. Ahmad dalam
Musnad-nya no. 247, beliau berkata: “Hadits Shahih),” dan (HR. Muslim,
Mukhtasar Muslim hlm. 360, no. 1347).
[42] (HR. Muslim dan
Ahmad), (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim no. 2024), (HR. Imam Ahmad dalam
Musnad-nya no. 3870).
[43] (HR. Al-Bukhari,
Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, dan Abu Dawud. No. Hadits pada riwayat Muslim ialah
1519, dalam Mukhtasarnya), (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim no. 152), dan (HR.
Al-Bukhari, Mukhtasar Al-Bukhari no. 2178).
[44] (HR. At-Tirmidzi,
beliau berkata: “Hadits Hasan Gharib).”
[45] (HR. Imam Ahmad
dalam Musnad-nya: V/389).
[46] (HR. Imam Ahmad
dalam Musnad-nya no. 8819).
[47] (HR. Ad-Dailami).
[48] (HR. Al-Hakim
dalam Al-Mustadrak, dan beliau berkata: “Shahih atas syarat Syaikhani”: IV/442)
dan (HR. Abu Dawud, Jami’ Al-Ushul no. 7908).
[49] (HR. Al-hakim
dalam Al-Mustadrak: IV/424, beliau berkata: Hadits yang isnadnya shahih).”
[50] (Silsilah
Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani no. 1893), (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 8059)
dan (Shahih Muslim no. 2128).
[51] (HR. Al-Hakim,
dan ini ialah hadits yang shahih isnadnya atas syarat Syaikhani, Al-Mustadrak:
IV/465).
[52] (HR. Syaikhani,
Al-Lu’lu’ Wal-Marjan: V/235).
[53] (HR. At-Tirmidzi,
dan beliau berkata: “Hadits Hasan Shahih).”
[54] (HR. Al-Bukhari
dan Muslim, Al-Lu’lu’ Wal-marjan Fima Ittafaqa ‘Alaihi Asy-Syaikani),
(HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 9356). (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya
no. 8048) dan (Shahih Muslim no. 2295).
[55] Luka’ bin Luka’
adalah kinayah (kata kiasan) bagi seorang yang buruk nasabnya, kedudukannya,
akhlaknya dan agamanya (sampah masyarakat).
[56] (HR. At-Tirmidzi,
Shahih al-Jami’ Ash-Shaghir, As-Suyuthi no. 7308, dan beliau berkata: “Hasan
Shahih).”
[57] (HR. Al-Bukhari
dan At-Tirmidzi. Dikeluarkan pula oleh Ahmad dalam Musnad-nya no. 6980), dan
(HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 6964, juga diriwayatkan oleh Al-Hakim dan
beliau berkata: “Shahih atas syarat Muslim).”
[58]
(Mawariduzh-Zham’an bi Zawaid Ibnu Hibban no. 1888, dan diriwayatkan dengan
sanad shahih sebagaimana perkataan Al-Haitsami).
[59] Akan berlaku jika
berlaku perubahan zaman, sebagaimana Al-Bukhari menyebutkan hadits tersebut
dalam bab
Berubahnya Zaman.
[60] (HR. Syaikhani,
dan Ahmad dalam Musnad-nya no. 9395).
[61] Rasulullah SAW
menjelaskan bahwa Ahlas ialah fitnah dimana manusia bercerai-berai dan
perampasan harta. Ahlas ialah bentuk jamak dari hilsun, yang berarti pelana kuda yang senantiasa
berada di punggung kuda. Ahlas diibaratkan sebagai fitnah yang berterusan
sebagaimana pelana kuda senantiasa berada di punggung kuda.
[62] Sarra’ ialah
petaka kesenangan
[63] Seseorang yang
mengaku sebagai ahli bait akan dibaiat, padahal orang tersebut adalah ahli
maksiat.
[64] (HR. Abu Dawud,
Al-hakim, Imam Ahmad dalam Musnadnya, dan disebutkan pula oleh Al-Albani dalam Silsilah
Al-Ahadits Ash-Shahihah). Duhaima’ ialah fitnah yang akan menyerang seluruh umat manusia secara
tiba-tiba dengan kejahatannya, apinya, dan bencananya.
[65] (HR. Muslim no.
1012).
[66] (QS. Al-Israa’
17: 7), (HR. Al-Bukhari dan Muslim, jami’ Al-Ushul no. 7876), dan (HR.
Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi dan beliau berkata: “Hadits Hasan Shahih).”
[67] (HR.
Al-Bukhari, bab Ma Ja’a fi Raf’il Ilmi wa Zhuhur Al-Jahli, Mukhtasar Al_bukhari
no. 71, diriwayatkan juga oleh At-Tirmidzi no. 2301).
[68] (HR. Al-Hakim
dalam Al-Mustadrak dan beliau berkata: “Hadits Shahih Isnadnya”: IV/495), (HR.
At-Thabrani dan Al-Hakim) dan (HR. Al-Baihaqi, Ad-Daruquthni, dan Ibnu Hajar).
[69] (HR Al-Hakim
dalam Al-Mustadrak no. 444) dan (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 7554).
[70] (HR. Ahmad, Ibnu
Hibban, Al-Hakim, At-Tirmidzi, dan beliau berkata: “Hadits Hasan Shahih,”
Tuhfatul Ahwadzi no. 2272).
[71] (HR. Muslim dalam
kitab Al-Fitan, bab Fi Khasafi bil Jaisyil-ladzi Yaummal Baita, Mukhtasar
Muslim, hlm. 538, no. 2030).
[72] (Disebutkan oleh
As-Suyuthi dalam Al-Jami’ Ash-Shaghir: V/214 (5775), dan disebutkan pula oleh
Al-Qurthubi dalam At-Tadzkirah, hlm. 648).
[73] (HR.
At-Tirmidzi dan Abu Dawud), (HR. Abu Dawud dalm Shahih
Al-Jami’ Ash-Shaghir,VI/70, hadits no.
5180, Al-Albani mengatakan hadits ini shahih: IV/165), (HR. Abu Dawud dan Ibnu
Majah dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir: VI/22, Al-Albani mengatakan bahawa hadits ini
shahih), (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan dalam Shahih
Al-Jami’ Ash-Shaghir: VI/22, Al-Albani mengatakan bahawa hadits ini shahih), (HR. Muslim, Mukhtasar
Muslim, no. 2036), (HR. Ahmad
dan Ibnu Majah dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir: VI/22,Al-Albani mengatakan bahawa hadits ini shahih), (HR. Al-Hakim
dalam Al-Mustadrak, Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Al-Bukhari, Shahih
Muslim: IV/502), (HR. Ibnu Majah dalamSunan Ibnu Majah, kitab Al-Fitan, bab Keluarnya Dajjal), (HR. Imam Ahmad, Ibnu
Hibban, Al-Hakim, Al-Bazzar, Ibnu Adi dan Nu’aim), 9HR. Al-Bukhari dalam
Mukhtsar Al-Bukhari, hlm. 324, no. 1440) dan (HR. Muslim di dalam Shahihnya,
hlm. 75, no. 247).
[74] (HR. Muslim dalam Shahih
Muslim, IV/2221, hadits no.
2897), (HR. Muslim dan Ahmad), (HR. Muslim dalam Shahih
Muslim, IV/2223, hadits no.
2899), (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, IV/2238, no hadits 2920), (HR. Abu Dawud dalam Mukhtasar Sunan
Abu Dawud, hadits no. 1426), (HR. Abu Dawud dalam Mukhtasar Sunan Abu Dawud,
hadits no. 4130), (HR. Abu Dawud dalam Mukhtasar Sunan Abu Dawud, hadits no.
4128) dan (HR. As-Sayuthi dalam Kitab Jami’ Al-Kabir dengan matan yang
panjang).
[75] (HR. Muslim dalam
Mukhtasar Muslim, no. 2058), (HR. Al-Bukhari dalam Silsilah
Al-ahadit Ash-Shahihah, Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, no. 1836), (HR.
At-Tirmidzi dan beliau menshahihkannya), (HR. Al-Bukhari dalam Fath
Al-Bahri, 90/13), HR. Ahmad di
dalam Musnadnya dan Abu Dawud dalam Sunannya. HAdits tersebut juga disebutkan
di dalam Al-Jami’ Adh-Shaghir, no. 2455). dan banyak lagi hadits shahih yang
menjelaskan tentang kemunculannya.
[76] (QS. Ali ‘Imran
{4}: 55), (QS. Az-Zukhruf {43}: 61), (QS. An-Nisaa’ {4}: 159), (HR. Muslim),
(HR. Al-Bukhari dalam Al-Mukhtasar Al-Bukhari, no. 1440), (HR. Muslim dalam Mukhtasar Muslim,
no. 2061) dan banyak lagi hadits shahih yang menerangkannya.
[77] (QS. Al-Anbiyaa’
{21}: 96-97), HR. Al-Bukhari dalm Mukhtasar Al-Bukhari, no. 1405), (Tafsir Ibnu
Katsir, Surah Al-Kahfi), (HR. Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad: V/271), (HR. Muslim dalam Shahih Muslim:
IV/2254, no. 2937) dan banyak lagi hadits shahih yang menerangkannya.
[78] (QS.
Ad-Dukhan {44}: 10), (HR. Muslim {4/2225}, no. 2900) dan (HR. Ath-Thabrani dan
Ibnu Jarir dengan isnad yang baik).
[79] (HR. Muslim
{4/2225}, no. 2900), (HR. Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad Fath Al-Barri, XI/352,
Shahih Muslim no. 157, Musnad Ahmad: 11/312) dan banyak lagi Hadits Shahih yang
menerangkannya.
[80] (QS. An-Naml
{27}: 82), (HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad, 11/201)
[81] (HR. Ibnu Majah
dalam Sunan Ibnu Majah, no. 4049), (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dalam Silsilah
Al-Ahadit Ash-Shahihah, no. 2949), (HR. Ad-Dailami dalam Sunan Ad-Dailami, no. 8848) dan
(HR. Ad-Dailami dalam Sunan Ad-Dailami, no. 7713).
[82] (HR. Al-Bukhari
dan Muslim dalam Shahih Al-Bukhari no. 1596 dan Shahih Muslim no. 2909), (HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad no. 2/220), (HR. Al-Bukhari dalam Shahih
Al-Bukhari no. 1595) dan (HR.
Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 4/453 dan beliau mengatakan bahwa hadits ini
shahih sesuai syarat Syaikhani).
[83] (HR. Muslim dalam
Shahih Muslim, kitab Al-Fitan, hadits no. 2901), (HR. At-Tirmidzi dalam Jami’
Al-Ushul, hadits no. 7933) dan (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath Majma’
Az-Zawaid: 8/11).
[84] (HR. Muslimdalam
Shahih Muslim no. 2949), (HR. Muslimdalam Shahih Muslim no. 7915, (HR.
Muslimdalam Shahih Muslim no. 2937), dan (HR. Al-Bukhari dalam An-Nihayah,Ibnu Katsir: 1/186).
[85] (HR. Muslim dalam
Shahih Muslim, kitab Al-Fitan, {4/2225), hadits no. 2900 dan 2901).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar