Minggu, 26 Januari 2014

KEKHALIFAHAN DINASTI BANI UMAYAH

KEKHALIFAHAN DINASTI BANI UMAYAH
A.      Latar Belakang Berdirinya Dinasti Bani Umayah
Pengertian kata Bani menurut bahasa berarti anak, anak cucu atau keturunan. Dengan demikian yang dimaksud Bani Umayah adalah anak, anak cucu atau keturunan Bani Umayah bin Abdu Syams dari satu keluarga. Kata Dinasti berarti keturunan raja-raja yang memerintah dan semuanya berasal dari satu keturunan. Dengan demikian, Dinasti Umayah adalah keturunan raja-raja yang memerintah yang berasal dari Bani Umayah.
Adapun istilah lain yang sering digunakan adalah kata Daulah, yang berarti kekuasaan, pemerintahan, atau negara. Dengan kata lain, Daulah Bani Umayah adalah negara yang diperintah oleh Dinasti Umayah yang raja-rajanya berasal dari Bani Umayah.
Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41H/661 M diDamaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M. Muawiyah bin Abu Shofyan adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai Gubernur Syam pada zaman Khalifah Ustman bin Affan cukup mengantarkan dirinya mampu mengambil alih kekusaan dari genggaman keluarga Ali Bin Abi Thalib. Tepatnya setelah Hasan bin Ali menyerahkan kursi kekhalifahan secara resmi kepada Muawiyah bin Abu Sofyan dalam peristiwa Ammul Jama’ah.
Oleh karena itu Muawiyah bin Abu Sofyan dinyatakan sebagai pendiri Dinasti Bani Umayah. Dilihat dari sejarahnya Bani Umayah memang begitu kental dengan kekuasaannya, terutama pada masa zaman jahiliyah. Dalam setiap persaingan, ternyata Bani Umayah selalu lebih unggul dibandingkan keluarga Bani Hasyim. Hal ini disebabkan Bani Umayah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1.      Umayah berasal dari keturunan keluarga bangsawan
2.      Umayah memiliki harta yang cukup
3.      Umayah memiliki 10 anak yang terhormat dan menjadi pemimpin di masyarakat, di antaranya Harb, Sufyan, dan Abu Sufyan.
Sebagaimana yang disebut-sebut dalam sejarah, bahwa Abu Sofyan merupakan pemimpin pasukan Quraisy melawan Nabi Muhammad SAW pada Perang Badar Kubra.
Keluarga Bani Umayah masuk Islam ketika terjadi Fathul Makkah pada tahun ke-8 H. Abu Sofyan diberi kehormatan untuk mengumumkan pengamanan Nabi SAW, yang salah satunya adalah barang siapa masuk ke dalam rumahnya maka amanlah dia, masuk kedalam Masjidil Haram dan rumahnya Nabi SAW maka dia juga akan merasa aman. Dengan ini banyak kaum dari kalangan Bani Umayah yang berduyun-duyun untuk masuk Islam dan menyebarkan Islam keberbagai wilayah.

B.       Silsilah Keluarga Bani Umayah
Secara geneologis (garis keturunan) Muawiyah bin Abi Sofyan bertemu dengan silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW pada Abdul Manaf. Keluarga Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutan Bani Hasyim, sedangkan keluarga Umayah disebut dengan Bani Umayyah.
Berikut ini adalah silsilah Bani Umayyah, yang menunjukkan hubungan kekerabatan antara Keluarga Bani Umayah dengan Bani Hasyim (keluarga Nabi Muhammad SAW.)

C.      Nama-nama Khalifah Dinasti Bani Umayah
Nama-nama kholifah Bani Umayah yang berkuasa selama kurang lebih 91 tahun, terdiri dari empat belas khalifah, yaitu:
1.      Muawiyah bin Abi Sofyan (41-60 H/661-680 M)
2.      Yazid bin Muawiyah (60-64 H/680-683 M)
3.      Muawiyah bin Yazid (64-64H/683-683 M)
4.      Marwan bin Hakam (64-65 H/683-685 M)
5.      Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M)
6.      Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
7.      Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/715-716 M)
8.      Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/716-720 M)
9.      Yazid bin Abdul Malik (101-105 H/720-724 M)
10.  Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/ 724-743 M)
11.  Walid bin Yazid (125-126 H/743-744 M)
12.  Yazid bin Walid (126-127 H/744-744 M)
13.  Ibrahim bin Walid (127-127 H/ 744-745 M)
14.  Marwan bin Muhammad (127-132 H/745-750 M)
Di antara 14 orang khalifah Bani Umayah yang berkuasa selama lebih kurang 90 tahun, terdapat beberapa orang khalifah yang dianggap berhasil dalam menjalankan roda pemerintahan. Adapun nama-nama khalifah Bani Umayah yang menonjol karena prestasinya adalah:
1.      Khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan
2.      Khalifah Abdul Malik bin Marwan
3.      Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik
4.      Khalifah Umar bin Abdul Aziz
5.      Khalifah Hisyam bin Abdul Malik

D.      Biografi Muawiyah bin Abu Sofyan
Muawiyah bin Abu Sofyan dilahirkan sekitar 15 tahun sebelum hijriah, dan masuk Islam pada saat penaklukkan kota Makkah bersama-sama penduduk kota Mekkah lainnya. Setelah masuk Islam, Nabi Muhammad mengangkatnya sebagai anggota siding dari penulis wahyu.
Dalam perjalanan sejarah hidupnya, ia diangkat sebagai gubernur Syam pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Dari sinilah karier politik Muawiyah bin Abu Sofyan di mulai. Setelah kemenangannya dalam peristiwa “Tahkim Daumatul Jandal” dan proses perdamaian yang dilakukan Hasan bin Ali dalam peristiwa “Ammul Jama’ah” mengantarkan Muawiyah bin Abu Sofyan menjadi khalifah dalam pemerintahan Islam.
Adapun langkah pertama yang dilakukannya adalah memindahkan ibu kota pemerintahan Islam dari Madinah ke kota Damaskus di wilayah Suriah. Disamping itu ia juga mengatur tentara dengan cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara di Bizantium, membangun administrasi pemerintahan dan juga menetapkan aturan kiriman pos. Muawiyah meninggal Dunia dalam usia 80 tahun dan dimakamkan di Damaskus di pemakaman Bab Al-Shagier.
Sistem kepemimpinan yang dibangun oleh Muawiyah bin Abi Sofyan adalah menggunakan sistem kerajaan, atau Monarchi Absolute yaitu sistem pemerintahan yang mewariskan kekuasaan secara turun temurun. Terbukti Mu’awiyah bin Abi Sofyan mengangkat Yazid bin Muawiyah (anak kandung Muawiyah) untuk menjadi putra mahkota, atas saran Mughiroh bin Syu’bah agar terhindar dari pergolakan politik intern umat Islam.
Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Muawiyah bin Abi Sofyan sangat bertolak belakang dengan sistem kepemimpinan pada masa Khulafaurrosyidin. Pada masa ini sistem kepemerintahan yang digunakan adalah sistem demokrasi, yaitu sistem pemerintahan yang berazaskan musyawarah dalam mengambil keputusan dan pemilihan pemimpin dilakukan oleh rakyat.
Selain perubahan sistem pemerintahan juga terdapat sistem perubahan yang lain, seperti Baitul Mal. Pada masa Khulafaurrosidin Baitul Mal ini berfungsi sebagai harta kekayaan rakyat, dimana setiap warga negara memiliki hak yang sama terhadap harta tersebut. Akan tetapi berbeda dengan masa Muawiyah yang mana Baitul Mal ini beralih kedudukan menjadi harta kekayaan keluarga raja.
Diantara kebijakan yang dilakukan oleh Muawiyah dalam masa pemerintahannya, adalah :
1.        Pembentukan Diwanul Hijabah, yaitu sebuah lembaga yang bertugas memberikan pengawalan kepada kholifah
2.        Pembentukan departemen pencatatan atau Diwanul Khatam, yaitu lembaga yang bertugas untuk mencatat semua peraturan yang dikeluarkan oleh kholifah di dalam berita acara pemerintahan
3.        Pembentukan Dinas pos atau Diwanul Barid,yaitu departemen pos dan transportasi, yang bertugas menjaga pos-pos perjalanan dan menyediakan kuda sebagai alat transportasi.
4.        Pembentukan Shohibul Kharraj (pemungut pajak)
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, masih banyak lagi usaha-usaha yang dilakukan oleh Muawiyah bin Abu Sofyan selama pemerintahannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar